Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Uncategorized

Miris! Ratusan Siswa SD dan TK di SBB Keracunan, Belatung Lagi di MBG

73
×

Miris! Ratusan Siswa SD dan TK di SBB Keracunan, Belatung Lagi di MBG

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Belum lupa dari ingatan kita soal kasus kera­cunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang me­nimpa para siswa di MBD, Tual dan Kota Ambon, kasus yang sama kini kembali terjadi di Kabupaten Seram Bagian Barat, Senin (20/10).

Ratusan siswa ini, dari berbagai SD dan TK di Kecamatan Kairatu, Kabu­paten Seram Bagian Barat, rata-rata dilaporkan meng­alami gejala mual, muntah, diare dan pusing, setelah diduga selesai meng­konsumsi Makan Ber­gizi Gratis yang dibagikan di sekolah.

Example 300x600

“Setelah selesai kon­sumsi MBG tak lama ke­mudian ada yang mual dan muntah serta pusing dan setekah kita perhatikan ternyata di menu yang di­sajikan dalam MBG itu ada belatung serta sudah bau,” beber beberapa guru yang mendampingi siswa mereka kepada Siwalima di Pus­kesmas Kairatu, Senin (20/10).

Sementara itu informasi yang dihimpun Siwalima di Puskesmas Kairatu, disebutkan para siswa yang mengalami kercaunan ini berasal dari SDN Hatusua, SDN Waipirit, SDN Kairatu, SDN Waemital, dan TK Talaga Kairatu serta MI 2 Kai­ratu.

Puluhan siswa/siswi ini langsung dilarikan ke Pukesmas Kairatu dan Puskesmas Waimital untuk mendapatkan pertolongan medis.

Kejadian ini, sontak menimbulkan kepanikan dan kesedihan di kala­ngan orang tua siswa dan masya­rakat Kecamatan Kairatu, dimana para orang tua siswa bergegas men­datangi puskesmas untuk memasti­kan kondisi anak-anak mereka.

Bahkan ada orang tua yang me­neteskan air mata, saat saat meng­unjungi anak-anak mereka yang terbaring lemas di Puskesmas.

Kepala Dinas Pendidikan dan Ke­budayaan Seram Bagian Barat, Suhna Umayah Patti saat dikonfir­masi Siwalima, di Puskesmas Kai­ratu, Senin (20/10) membenarkan adanya peristiwa keracunan MBG yang menimpa sejumlah siswa di Kecamatan Kairatu.

“Hingga saat ini siswa yang me­ngalami keracunan bisa mencapai ratusan orang, karena sampai saat ini sudah mencapai 90 sekian siswa dan kemungkinan masih bisa ber­tambah, karena siswa masih terus berdatangan, karena mereka merasa pusing, dan mual,” beber Patti.

Untuk saat ini kata Patti, pihaknya belum bisa memastikan jumlah ke­seluruhan siswa yang mengalami keracunan karena masih didata, bah­kan masih ada yang berdatangan, sehingga kemungkinan yang meng­alami keracunan bisa mencapai ratusan orang.

Pihak dinas mengetahui adanya peristiwa keracunan ini dari para guru dan dirinya langsung  lang­sung memerintahkan stafnya untuk turun ke lapangan melakukan pen­dataan serta berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan penanganan.

“Informasi awal terjadinya keracu­nan ini diterima dari para guru yang menyebutkan, bahwa ada beberapa SD dan satu TK di Kecamatan Kairatu mengalami keracunan usai mengkonsumsi MBG,” jelas Patti.

Ia menuturkan, berdasarkan lapo­ran dari para guru, makanan bergizi gratis tersebut diduga mengandung belatung (ulat kecil) dan menge­luarkan bau tidak sedap.

“Kami sangat menyesalkan keja­dian ini dan akan segera melakukan investigasi mendalam untuk menge­tahui penyebab pasti keracunan ini,” tegas Patti.

Terpisah, Kepala Dinas Keseha­tan Kabupaten SBB Geriman Kur­niawan mengaku, belum dapat mem­berikan keterangan, sebab masih sibuk menangani para siswa yang keracunan.

“Saat ini kami masih fokus mem­berikan penanganan medis kepada para siswa. Mohon bersabar, nanti akan kami berikan informasi lebih detail,” ucap Kurniawan.

Sebelumnya dibeirtakan, tiga wilayah di Provinsi Maluku bikin geger dengan kasus keracunan Makan Bergizi Gratis, banyak siswa yang harus menjadi korban dirawat di rumah sakit setelah menyantap menu yang disajikan.

Tiga Wilayah

Tiga wilayah yang terkena kasus keracunan yaitu, pada akhir Juli 2025 ditemukan Belatung dalam makanan yang disajikan pada SD Kristen Seri, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, selanjutnya 11 September 30 siswa di SMP Negeri 1 Tepa, Kecamatan Pulau-Pulau Babar, Kabupaten Maluku Barat Daya alami keracunan.

Selanjutnya pada 18 September 2025, 17 siswa di SD Negeri 19 Kota Tual mengalami keracunan karena diduga memakan melon dan akhirnya dilarikan ke RS Maren, kembali, Jumat (19/9) belasan siswa pada SD Negeri 35 Desa Passo, Kecamatan Ba­guala, Kota Ambon alami keracunan.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon,  Fredy Tasso saat dikonfir­masi Siwalima melalui telepon selu-lernya, Jumat (19/9) membenarkan kejadian itu.

Ia mengaku, kurang lebih ada 16 siswa SDN 35 dilarikan ke Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Ambon, pada, Jumat (19/9) sekitar pukul 14.30 WIT.

“Informasi dari kepala Sekolah itu ada 16 siswa yang dibawa ke rumah sakit RSKD untuk dirawat akibat keracunan,” ungkap Tasso.

Menurutnya, menu MBG berupa mie yang dikonsumsi para siswa informasinya sudah berlendir atau basi, maka dampaknya para siswa keracunan.

Namun kondisi 16 siswa yang di­larikan ke rumah sakit, kini semua­nya telah pulih dan telah kembali ke rumah masing-masing. “Semuanya sudah pulang karena kondisi sudah membaik,” ucap Tasso.

Walaupun seluruh siswa yang dibawah ke rumah sakit sudah kem­bali ke rumah, namun dirinya sangat menyayangkan kejadian tersebut terjadi.

Tasso berharap, MBG yang disa­lur­kan ke setiap sekolah, paling lam­bat 4 jam sudah harus dikonsumsi oleh para siswa, sehingga makanan yang diberikan masih fresh.

“Harusnya setelah makanan ma­tang sampai siswa konsumsi itu paling lambat itu 4 jam. Jangan melebihi 4 jam, karena nanti makanannya sudah tidak fresh,” tandasnya.

Tasso juga berharap, dapur SPPG di Kecamatan Baguala dapat ber­benah dan memperbaiki kinerja mereka, sehingga kedepannya tidak terjadi lagi hal yang demikian.

“Ini kan MBG bagi anak-anak kita di sekolah. Jadi saya berharap, da­pur SPPG paling tidak memperbaiki kinerja mereka, “ pintanya.

Selain itu Tasso juga mengharap­kan, ketika pihak SPPG membuat makanan, harus menggunakan APD lengkap disertai sarung tangan dan masker, agar makanan tetap higienis. Kemudian transportasi yang digu­nakan untuk mengangkut MBG juga mesti diperhatikan kebersihan serta orang-orang yang mengantarkan MBG ke setiap sekolah.

“Intinya semua harus staril. Mulai dari APD, kemudian sarung tangan, masker sampai pada transportasi dan para pekerja yang bertugas mem­­bawa makanan ke sekolah harus diperhatikan semuanya,” tandas usul Tasso.

Pemprov Geram

Pemerintah Provinsi Maluku ge­ram dengan kasus siswa keracunan, usai mengkonsumsi makan bergizi gratis.

Juru Bicara Pemprov Maluku Kasrul Selang mengaku, pasca keracunan tersebut pihaknya telah menerima laporan dan menyesalkan kejadian keracunan yang terjadi dibeberapa tempat di Maluku.

Menurutnya, pemerintah provinsi sering kali mengingatkan pihak pengelola Satuan Pelayanan Peme-nuhan Gizi (SPPG) agar memper­hatikan prosedur tetap menyedia­kan makan bergizi bagi siswa.

“Mestinya kasus-kasus siswa keracunan seharusnya tidak terjadi, sebab SPPG itu sudah ada protap yang harus diperhatikan dengan serius,” kesal Kasrul kepada Siwa­lima melalui telepon selulernya, Jumat (19/9).

Menurut Kasrul, para pengelola dapur MBG, mestinya mengikuti protap yang sudah ada dan disepa­kati bersama, baik terkait tata kelola maupun higienitas dari makanan yang disajikan.

Faktanya lagi, para pengawas dari SPPG atau dapur MBG harus lebih cermat dan antisipatif dalam penga­wasan maupun pendampingan guna memastikan makanan yang disajikan terjamin kualitas dan layak di konsumsi siswa.

“Seharusnya pengawas dari SPPG itu hati-hati, artinya kalau melihat ada yang salah maka jangan segan-segan memberi teguran agar diper­baiki,” ucap Kasrul.

Kasrul menegaskan, jika penyedia dan pengawas SPPG melenceng sedikit saja dari protap, maka kese-hatan anak-anak yang dipertaruh­kan, sehingga kedepan harus di­perhatikan secara teliti.

Awasi MBG

Anggota DPRD Provinsi Maluku Yan Zamora Noach, mengapresiasi langkah Ombudsman Maluku yang mulai melakukan pengawasan secara menyeluruh terhadap program MBG.

Pengawasan ini dilakukan kata Noach, dikarenakan pihak Ombusd­man prihatin atas insiden keracu­nan menu makanan MBG yang menimpa siswa di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten MBD, dalam pelak­sanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Bahkan informasi yang diperoleh­nya bahwa, Ombudsman akan mela­kukan monitoring secara menyelu­ruh terhadap program tersebut, termasuk meninjau langsung dapur penyedia makanan.

Langkah ini dilakukan, untuk me­mastikan penerapan Standar Opera­sional Prosedur (SOP) dan standar ke­amanan pangan yang ketat, sehi­ngga kejadian serupa tidak kembali terulang di masa mendatang.

“Saya berpikir Ombusdman juga perlu lakukan pengawasan yang lebih mendalam hingga ke titik per-soalan di lapangan,” tandas Noach kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Jumat (19/9)

Noach mengaku, di MBD baru ada dua dapur yang beroperasi yakni di Tiakur Pulau Moa dan di Tepa Pulau Babar. Jadi keduanya harus bisa dimonitoring secara ketat, apalagi di Tepa yang menjadi lokasi terjadinya masalah keracunan.

Selain Tepa, kejadian keracunan menu MBG juga baru terjadi di SDN 19 Kota Tual, ini harus dilakukan pengawasan secara menyeluruh di semua kabupaten/kota. Kehadiran Ombudsman untuk mengawasi lang­sung ke lapangan sangat penting, agar penanganan persoalan tidak hanya bersifat administratif, tetapi benar-benar menyentuh akar masa­lah yang sebenarnya.

Di Tual Keracunan

Seperti diberitakan sebelumnya, lagi-lagi program Makan Gizi Gratis makan korban di Maluku, Jika sebelumnya sebanyak 30 siswa SMP Negeri 1 Tepa, Kecamatan Pulau-Pulau Babar, Kabupaten Maluku Barat Daya, kali ini 17 Siswa SD Negeri 19 Kota Tual mengalami kera­cunan, Kamis (18/9).

17 siswa SDN 19 ini dilarikan ke Ru­mah Sakit (RS) Maren Tual pada pukul 10.30 WIT setelah menyantap makanan MBG, yang diduga berasal dari buah melon dalam paket gizi hari itu.

Peristiwa ini sontak menggem­parkan guru, orang tua, hingga mas­yarakat sekitar sekolah.

Informasi yang diperoleh Siwa­lima dari sumber terpercaya menye­butkan, keracunan hanya dialami oleh siswa yang memakan buah melon. Sementara siswa lain yang tidak konsumsi melon tidak meng-alami gejala apa pun.

Sumber mengatakan lagi, dari 17 siswa setelah mendapatkan perawa­tan medis di RS Maren Tual, 13 siswa dinyatakan membaik dan telah dipulangkan, sedangkan 4 siswa lainnya masih dirawat.

“14 siswa kondisi sudah membaik dan sudah pulang, sedangkan 3 siswa lainnya masih dirawat di RS Maren Tual,” ujar sumber itu.

Sementara itu, Kapolres Tual, AKBP Adrian ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.

Menurutnya, pihaknya menerima laporkan dari sekolah bahwa 17 siswa SDN 19 Kota Tual diduga alami keracunan.

“Iya, benar. SDN 19 Tual, sekitar pukul 10.30 WIT kami terima laporan dari pihak sekolah. Saat dicek, sekitar pukul 11 korban sudah dibawa ke RS Maren Tual. Jumlah siswa yang keracunan sebanyak 17 orang,” jelas Kapolres.

Setelah dirawat di RS Maren Tual, lanjut Kapolres, penanganan dilaku­kan dengan cepat, sehingga kondisi siswa berangsur membaik.

“Setelah diberi obat dan infus, kondisi mereka sudah mulai stabil. Namun saat ini masih dirawat inap di rumah sakit, didampingi orang tua masing-masing,” katanya.

Kapolres menyebutkan berdasar­kan data yang dihimpun, 17 siswa yang keracunan itu terdiri dari, kelas 4,5 dan kelas 6.

Belasan di MBD

Sebelumnya di Kabupaten MBD, baru empat hari berjalan, program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri Tepa, Kabupaten Malu­ku Barat Daya sudah bikin geger

Betapa tidak, puluhan siswa diduga mengalami keracunan usai konsumsi MBG.

Informasi yang diterima Siwali­ma, Kamis (11/9) menyebutkan, total 30 siswa SMP Negeri 1 Tepa yang terkonfirmasi keracunan.

Sampel menu makanan bergizi yang disajikan kepada siswa di SMP Negeri 1 Tepa, Kecamatan Pulau-Pu­lau Babar dikirim ke Ambon untuk diperiksa laboratorium.

Pemeriksaan laboratorium secara lengkap untuk mengetahui penye­bab sampai terjadinya keracunan makanan yang dialami puluhan siswa di SMP Negeri 1 Tepa.

Penegasan ini disampaikan Dan­dim 1511 Pulau Moa, Letkol Inf Nuri­man Siswandi dalam rapat koor-dinasi bersama Pemerintah Kabupa­ten Maluku Barat, Forkopimda, Dinkes Forkopimcam Babar Barat, Puskesmas Tepa serta Satuan Pela­yanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wila­yah Kecamatan Babar Barat dan Pe­nge­lola Dapur Sehat, Jumat (12/9)

Dandim menegaskan, pihaknya tengah mengupayakan identifikasi penyebab pasti keracunan dengan mengirimkan sampel makanan ke laboratorium di Ambon untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Dandim bilang, evaluasi menye­luruh akan mencakup perbaikan kualitas bahan baku, sterilisasi da­pur secara higienis, hingga penga­wasan ketat terhadap tenaga masak.

Berdasarkan laporan, seluruh siswa yang mengalami dugaan kera­cunan telah dinyatakan sembuh dan dapat kembali ke rumah masing-masing dan menurut keterangan medis, kondisi yang dialami para siswa lebih mengarah pada reaksi alergi yang menyerupai keracunan, namun tidak signifikan dan telah tertangani dengan baik.

“Saya berharap, kejadian ini dapat dijadikan bahan evaluasi semua pihak sehingga program MBG ini dapat berjalan dengan baik kede­pannya,” pinta Dandim dalam rakor yang dilakukan secara virtual dan dipimpin Wakil Bupati Agustinus L Kilikily.

Sementara itu, Wakil Bupati MBD Agustinus L Kilikily dalam arahan­nya dalam rakor itu menegaskan, rapat ini digelar menyusul adanya dugaan keracunan menu makanan MBG yang dialami pelajar SMPN Pualu Babar yang disuplay melalui dapur sehat beberapa hari lalu.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *